Beberapa ibu menyusui kemungkinan pernah menikmati produksi
air susu ibu (ASI) mengalami
penurunan atau tidak sebanyak lazimnya. Apabila bermacam-macam sistem telah
dikerjakan tetapi belum berhasil, Bunda bisa mencari kemungkinan penyebabnya,
sehingga bisa dicari solusi yang cocok.
Produksi ASI yang menurun tentu memicu kekhawatiran ibu
mengenai kecukupan asupan nutrisi bayi, khususnya bagi bayi yang hanya
mengkonsumsi ASI. Yuk, cari tahu apa
saja penyebabnya, sekaligus sistem mengatasinya.
Biasanya produksi ASI berkurang sebab ada dilema tertentu
yang menyebabkan frekuensi menyusui berkurang. Contohnya, puting Bunda sakit
ketika menyusui, atau Bunda sedang kelelahan. Kecuali itu, ada beberapa elemen
yang juga bisa menyebabkan produksi ASI
berkurang, di antaranya:
Tak segera mulai menyusui
Mungkin Bunda terlalu lama menunggu sebelum mulai rutin
menyusui atau terlalu lama mengambil jeda sebelum menyusui. Keadaan ini
menyebabkan rangsangan pada tubuh Bunda untuk memproduksi ASI menjadi berkurang.
Pelekatan yang tidak ideal
Pelekatan mulut bayi pada payudara kurang ideal sehingga
bayi tidak mengisap ASI dengan
bagus,
Tubuh ibu sedang menyesuaikan dengan keperluan bayi
Setelah bayi melewati usia 6 bulan, keperluan ASI -nya akan meningkat. Ketika Si
Kecil menjadi lebih sering menyusu, Bunda mungkin merasa payudara lebih kosong
sehingga seakan ASI terasa kurang.
Stres atau mengalami pengalaman traumatis
Berkurangnya ASI
bisa dinikmati oleh ibu yang sempat mengalami stres ketika menjadi ibu baru,
ataupun sempat mengalami pengalaman traumatis setelah melahirkan. Apalagi bila
pengalaman tersebut sempat memengaruhi kondisi jasmaniah, contohnya perdarahan
setelah melahirkan. Ditambah lagi, kondisi seperti ini bisa membikin ibu
terpisah dengan bayi untuk dirawat.
Gangguan fungsi tiroid
Ibu juga bisa menikmati ASI
berkurang bila mengalami hipotiroidisme atau berkurangnya fungsi tiroid. Kenapa
seperti itu? Ini sebab tiroid turut serta dalam membatasi hormon menyusui,
merupakan oksitosin dan prolaktin.
Konsumsi obat atau kontrasepsi
Ibu mengkonsumsi obat tertentu, antara lain konsumsi pil KB
yang mengandung estrogen. Kecuali itu, obat demam dan alergi yang mengandung
pseudoephedrine juga bisa mengurangi produksi ASI. Obat-obatan ini sayangnya banyak dipasarkan bebas di pasaran,
sehingga Bunda perlu lebih jitu dalam membaca label obat sebelum
mengonsumsinya.
Mengonsumsi terlalu banyak rempah tertentu
Peppermint, oregano, dan ekstrak thyme bisa mengurangi
produksi ASI. Sebaiknya konsumsi
bahan-bahan ini dalam kadar terbatas.
Kecuali itu, pasokan ASI
yang berkurang juga bisa dialami pada ibu yang pernah menjalani operasi
payudara, memiliki berat badan berlebih atau obesitas, tekanan darah tinggi
ketika hamil, serta diabetes yang tidak ditangani dengan bagus.
Biasanya, penurunan pasokan ASI tidak akan berbahaya bayi. Melainkan konsisten perlu
diwaspadai, sebab bila diperbolehkan, lama kelamaan bisa menyebabkan bayi
mengalami kekurangan nutrisi, khususnya pada usia di mana ASI merupakan
satu-satunya sumber asupan nutrisi bagi bayi.
Apabila banyak sistem telah dicoba tetapi produksi ASI dirasa masih kurang, Bunda bisa
memeriksakan diri ke dokter, atau memanfaatkan layanan konsultasi laktasi.
Melainkan, selama berat badan Si Kecil cukup, membuang air kecilnya normal,
serta dia sehat dan aktif, maka Bunda tidak perlu terlalu cemas. Konsisten
semangat memberikan ASI.
No comments:
Post a Comment